Sabtu, 21 Maret 2009

Bagi Akas, Tak Sulit Ubah Lele jadi Duit

Lahan yang semula hanya 6.000 m2 kini berkembang menjadi 15.000 m2, terdiri atas 250 kolam

DIA pemain lama. Sebelum berternak lele dumbo sejak 1985, dia sudah memiliki 2 kolam lele lokal (claarias) untuk menghidupi keluarganya. Tiap bulan peternakan lele itu menghasilkan keuntungan tak kurang dari 10 % dari modal yang ditanamnya. Ketika terbukti lele dumbo kian laris di pasar, dia pun kian bersungguh untuk menjadi peternak profesional. Langkah panjang diambilnya. Dengan tekad besar, secara bertahap ia menambah jumlah kolamnya. Lahan yang semula hanya 6.000 m2 kini berkembang menjadi 15.000 m2, terdiri atas 250 kolam, masing-masing berukuran 40¡X50 m2.
Bagi dia, Mohammad Akas Alamuddin (59), tak ada kendala pasar yang menonjol dalam berternak lele, apapun jenisnya. Paling-paling soal banyaknya pesaing di pasar. Ini biasa, katanya kepada TROBOS, terutama bila musim hujan tiba. Kolam-kolam yang semula kering, hidup kembali. Pasar pun luber. Kalau dibilang menonjol itu hanyalah dalam kaitannya dengan kendala pergantian musim. Yakni seiring dengan datangnya Juni sampai dengan Oktober ketika kemarau sering memanggang lahan sampai 40„a C di siang hari dan mencekaukan dingin membeku di malam hari.
Dalam kondisi alam sekontras itu, pembibitan terpaksa mandeg. Untungnya tahap pembesaran tidak terlalu terganggu. Paling-paling FCR mesti ditambah. Dari 1 menjadi 1,1 dan tentu saja, ini menambah biaya produksi.
Kalau soal penyakit, Akas mengungkap, itu mudah diatur. Kalau dari 250 kolam
yang terjangkit 1 atau 2 kolam selama periode pemeliharaan itu tidak masalah.

Pengalaman dan penyakit
Akas, peternak lele yang fasih dengan asal-usul lele dumbo (Clarias gariepinus) mengaku, keberhasilannya bertahan dengan lele bersumber dari pengalaman. ¡§Saya tidak punya patokan yang pasti tentang pengobatan penyakit pada lele. Yang saya lakukan adalah mengamati dengan teliti kualitas air yang disenangi lele. Saya pun tidak melakukan pencegahan, melainkan hanya menjaga kualitas air yang disenangi lele. Kualitas air ini bukan dengan kandungan oksigen sekian, dan pH sekian, bukan. Tapi semata dengan pengamatan. Lele menyenangi kualitas air yang seperti ini¡¨.
Pada prinsipnya kita harus pandai-pandai memelihara kualitas air. Perubahan warna air akan mengalami tiga tahap. Pada umur 1-3 minggu air akan berwarna hijau kecoklat-coklatan, 3-7 minggu berikutnya air berwarna hijau cerah. Dan selepas 2 bulan sampai panen air berubah menjadi coklat kemerah-merahan. Ternyata pada umur 11/2 ¡V 2 bulan dengan kepadatan per m2 di atas 250 ekor, air sudah berubah merah. ¡§Pernah kita analisa kandungan oksigen 0,21 dan pH di atas 7. Justru kondisi seperti ini yang disenengi lele. Pertumbuhannya paling bagus dan aman dari penyakit. Kondisi tidak terpengaruh oleh cuaca, temperatur dan pertumbuhan plankton stabil,¡¨ demikian Akas.
Menanggulangi penyakit di kolam bagi Akas juga tidak memerlukan strategi pengobatan khusus. Kalau kolam terjangkit, korbannya dibuang saja lalu kolam tak ditebari pakan selama 3-4 hari. Baru sesudah itu pakan diberikan secara bertahap sementara pasok air pun dikurangi sampai tinggal 1/3 bagian. ¡§Kalau diobati kurang efektif. Antara biaya obat dan hasilnya tidak seimbang. Soal ini lah yang harus dikaji oleh ilmuwan¡¨. Demikian Akas yang lebih mengandalkan pengalaman lapangan ketimbang ¡§ngelmu sekolahan¡¨.
Penilitian ¡§sekolahan¡¨ konon pernah dilakukan secara nyata di lapangan. Antaralain oleh Japfa Comfeed (JC) lewat uji formulasi pakan di kolam Akas pada 1983. ¡§JC uji kelayakan kualitas pakan yang tidak sama satu dengan yang lain. Benih, kolam, dan air dari saya. Sementara tenaga dari JC, setelah panen saya membayar pakan, dan seutuh laba menjadi hak saya. JC hanya membutuhkan data dan formulasi pakan,¡¨ tutur Akas.

Variasi Kolam
Akas pun bertutur tentang tiadanya spesifikasi ukuran kolam yang baku. Bisa bervariasi, luas minimal 20 m2 dan maksimal 70 m2. Tinggi kolam antara 80 cm ¡V 120 cm, kedalaman air antara 70 cm ¡V 110 cm. Bentuk kolam pun bisa bervariasi, bisa segiempat panjang atau pun bujursangkar, dan bundar. Jika segiempat, caren memanjang dengan saringan pembuangan ada di titik paling rendah. Kalau bujur sangkar atau bundar, dasar kolam berbentuk kerucut, tengah diberi caren dan saringan untuk pembuangan air bawah. Saluran pemasukan air posisinya sedikit di atas. Kolam dilengkapi dengan 2 atau 3 pembuangan yaitu pembuangan atas, tengah dan bawah. Lubang pembuangan atas untuk membuang kotoran dan phytoplankton yang berlebih atau tebal ¡Vbiasanya dilakukan pada siang hari. Lubang bawah untuk membuang endapan yang berasal dari sisa-sisa pakan, kotoran ikan, maupun plankton yang mati. Kualitas air diusahakan sesuai kultur ikan. Upayakan tidak terlalu bening agar lele merasa lebih nyaman.
Sebelum tebar benih, kolam dibersihkan dan dikapuri kemudian dikeringkan sekitar 2 hari. Baru sesudah itu diisi air kira-kira setinggi 60 cm, lalu diberi kompos yang dimasukkan ke dalam sak, volumenya sekitar 0,6 kg/m2. Selama 7-10 hari berikutnya dibiarkan. Baru sesudah itu kolam benar-benar siap untuk ditebari benih dengan kepadatan tebar 250-300/m2. Air ditambahkan sedikit demi sedikit sesuai kebutuhan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar